Sabtu, 25 Februari 2012

Penyebab Burung “Membisu”









Banyak sekali pertanyaan tentang mengapa burung cuma ngeriwik, atau bunyi cuma pagi hari, atau hanya gacor kalau di rumah tetapi tidak gacor di lapangan, atau sebaliknya cuma gacor di lapangan tetapi tidak gacor di rumah.
Sekali lagi ingin saya tekankan bahwa burung apapun yang gacor dalam “segala cuaca” adalah burung yang tidak sakit secara fisik ataupun mental. Berikut ini saya sebutkan sejumlah kondisi burung yang hanya ngeriwik atau hanya bunyi pada waktu dan tempat tertentu.



1. Burung hanya ngeriwik terus.

Burung yang hanya ngeriwik biasanya adalah:
= Burung tua atau pun muda terutama tangkapan hutan. Sebab, meski muda, burung hasil tangkaran biasanya mau gacor. Mengapa? Burung hasil tangkaran besar di lingkungan manusia dan karenanya dia tidak ada kendala takut kepada manusia dan lingkungannya. Sedangkan burung tangkapan hutan, perlu penyesuaian yang lama dengan lingkungan manusia. Dia harus melalui proses penjinakan sehingga cepat beradaptasi.
Kalau Anda memelihara burung tangkapan hutan, kadang perlu waktu berbulan-bulan untuk membuat dia tidak takut lagi dengan manusia. Biasanya, setelah masa mabung barulah dia bisa beradaptasi. Syaratnya, selama waktu itu pula dia ditempatkan di tempat yang relatif ramai, dekat orang rumah berlalu lalang.


Jadi Anda jangan terlalu berharap bahwa burung hasil tangkapan hutan mau gacor dalam waktu singkat sekitar 1-2 bulan. Perlu berbulan-bulan sampai benar-benar tidak takut dengan lingkungan manusia. Dengan demikian, burung yang ngeriwik terus sebenarnya adalah burung yang tidak sehat secara mental, atau mentalnya masih tertekan, dalam hal ini oleh lingkungan yang sama sekali asing bagi dia.


= Burung memasuki masa mabung. Burung mabung biasanya hanya ngeriwik-ngeriwik atau bahkan hanya diam sama sekali. Cek saja kalau burung Anda tiba-tiba tidak gacor, ada kemungkinan memasuki masa mabung. Ada bulu-bulu halus mulai berjatuhan.


= Burung habis mabung, biasanya juga cuma ngeriwik. Dia tidak mau gacor sebagaimana ketika bekum mabung. Hal itu disebabkan, masa rekondisi pasca mabung memang memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Tentu hal ini tidak berlaku untuk burung-burung tertentu, yang bahkan dalam kondisi mabung masih tetap gacor. Artinya, secara umum, burung yang baru saja mabung sebenarnya adalah burung yang tidak atau belum sehat secara fisik. Untuk mempercepat kesehatannya pulih, pastikan saja kecukupan nutrisinya.


= Burung yang kalah setelah diadu, biasanya juga hanya ngeriwik-ngeriwik terus tidak mau lagi gacor. Kalau hal itu terjadi pada burung Anda, maka burung Anda perlu dikarantina. Sampai kapan? Kadang memerlukan waktu berbulan-bulan untuk memulihkannya, atau biasanya setelah melewati lagi masa mabung. Selama perawatan, Anda jugta perlu memperhatikan kecukupan pakan dan gizinya.



2. Burung hanya gacor pada waktu tertentu.

= Ada burung tertentu yang hanya gacor pada pagi hari sementara sisa waktu selanjutnya hanya ngeriwik, atau gacor hanya malam hari, dan sebagainya. Hal itu biasanya berlaku pada burung-burung yang sebenarnya sudah tidak takut lingkungan tetapi belum fit secara fisik, dan bisa juga karena tidak atau belum birahi sepenuhnya. Burung yang birahi, biasanya gacor sepanjang hari. Tentu dalam hal ini Anda harus mengusahakan bagaimana agar burung tersebut bisa birahi.
= Burung-burung muda juga punya kebiasaan hanya gacor pada waktu tertentu. Dengan demikian, ini hanya masalah waktu yang menuntut Anda untuk bersabar.



3. Burung hanya gacor di tempat tertentu.

= Burung yang hanya gacor di rumah tetapi tidak di arena lomba biasanya disebabkan oleh kondisi tidak fit atau bisa juga karena tidak terbiasa diadu dalam keramaian. Dengan demikian, perlu dilihat dan dikondisikan fisiknya sehingga benar-benar fit dan sementara itu juga dilatih secara rutin tetapi terukur kalau Anda memang pengin punya burung yang mau dan terbiasa gacor di arena lomba atau di keramaian.


= Burung yang hanya gacor di arena lomba tetapi tidak gacor di rumah. Burung seperti ini biasanya disebabkan oleh kondisi kurang birahi. Dalam kondisi seperti itu, burung hanya birahi ketika dirangsang oleh datangnya “musuh” atau “pesaing” yakni burung lain. Semetara kalau di rumah, di mana tidak ada musuh, dia tidak bersemangat untuk bersuara. Tingkatkan birahinya, itu salah satu kuncinya.
Namun demikian, ada juga burung yang memang sudah punya karakter seperti itu, yakni hanya mau bunyi kalau ada lawannya. Kalau sudah berbicara mengenai karakter, maka tidak ada obat apapun yang manjur.


Semoga Bermanfaat ! 


Salam  KOMBAT..














Sumber : Om kicau

Senin, 20 Februari 2012

MITOS DAN ANGGAPAN SALAH SEPUTAR BURUNG MURAI BATU





Mitos adalah cerita masyarakat yang belum tentu benar adanya. Berikut ini adalah beberapa mitos dan anggapan salah seputar burung Murai Batu:

1. Mitos -> Burung yang berbadan besar lebih volume suara lebih besar dan lagunya lebih baik.
    BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Karena valume suara dan lagu burung Murai batu tidak hanya di tentukan oleh besarnya fisik badan, tetapi lebih ditentukan oleh organ-organ pendukung utama seperti kapasitas Air Sac (kantung udara) dan kapasitas/kemampuan fleksibility Pita Suara burung. 
Umumnya untuk menentukan baik apa tidaknya seekor burung, kita lebih melihat kepada tampilan katuranggannya, seperti:

- Proporsi Tubuh
   Yang serasi (seimbang) antara besar tubuh, panjang leher, kaki,
 kepala dan panjang ekor.



- Struktur Paruh. 
  Paruh ukuran sedang, pangkal paruh lebar, paruh panjang dan cenderung lurus 
memiliki potensi membawakan lagu lebih baik.

- Leher 
  Yang padat berisi lebih mendukung untuk volume suara yang ,lebih besar.

- Dada 
  Bidang lebar simetris, mendukung untuk sirkulasi pernafasan burung yang lebih baik.

 - Sayap 
    Simetris mengepit rapat, menandakan burung resposnsif terhadap bunyi. 


2. Mitos -> Burung yang berkaki hitam pekat lebih unggul dari segi mental tarungnya. 
    BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari warna kaki. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis). 

3. Mitos -> Burung yang berkuku belakang belang (Kuku Anjing) bermental payah. 
  BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari warna kuku. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis). 

4. Mitos -> Burung yang ber-ekor cabang memiliki mental tarung yang tidak stabil.    
  BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari bentuk ekor. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis).

5. Mitos -> Burung yang berbulu blorok/slep/albino/lutino atau yang bermutasi warna lainnya, susah untuk di jadikan burung Lomba. 
     BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Setiap burung Murai Batu memiliki potensi besar, asal kita tahu cara menggalinya. Mental tarung seekor burung Murai batu TIDAK ditentukan dari warna mutasi bulu. Mental tarung adalah hasil akumulasi Pola Perawatan + Usia + Pelatihan + Bakat Bawaan (Genetis).

6. Mitos -> Burung Murai Batu berkepala kotak (berkepala Kodok) lebih cerdas.
    BELUM TENTU dan TIDAK BENAR. Kecerdasam seekor burung Murai Batu tidak ditentukan dari bentuk kepala. TAPI ditentukan oleh besarnya volume otak, semakin besar volume otak burung, maka HVC (High Vocal Center) lebih besar. HVC adalah salah satu bagian vital di otak burung menentukan cerdas atau baik apa tidaknya burung tersebut berkicau.

Kesimpulannya: 

Berkepala lebih besar berpotensi memiliki tengkorak kepala lebih besar. Tengkorak kepala lebih besar, maka berpotensi volume otak lebih besar. Volume otak lebih besar, maka HVC juga lebih besar. HVC Lebih besar, maka burung akan semakin cerdas dan akan berkicau dengan sangat baik.



semoga bermanfaat.

SALAM 


sumber : om Irvan Sadewa



Minggu, 19 Februari 2012

Dampak positive dan negative Sinar Matahari pada saat penjemuran Murai Batu


Seperti kita ketahui, penjemuran adalah bagian integral dari pola rawatan untuk semua burung berkicau, termasuk Murai Batu.  Pada kesempatan ini, saya ingin sedikit menjelaskan tentang dampak negative dan positive yang bisa terjadi dari proses penjemuran.


POSITIVE

    Matahari diciptakan oleh Tuhan memang memiliki banyak manfaat untuk kelangsungan hidup tumbuhan, hewan dan manusia. Paparan matahari ini ternyata juga bisa dijadikan terapi beberapa penyakit. Sinar matahari yang baik yaitu pada pagi hari dimulai jam 7 pagi sampai jam 9 pagi dan setelah jam 16.00 sore hari. Pada saat itu matahari TIDAK AKAN memancarkan sinar gelombang pendek (ultraviolet,sinar-x,sinar gamma dan sinar cosmos) yang merusak. Pada jam tersebutlah matahari akan memberikan manfaatnya dengan memancarkan sinar gelombang panjang atau infra merah yang menyehatkan. 

Manfaat sinar matahari saat penjemuran Murai Batu : 

1. Sumber Vitamin D.
     Dalam sinar matahari mengandung sinar yang namanya ultraviolet. Nah pada saat MB kita jemur, sinar ini disaring di kulit, dan sinar ini merubah simpanan kolesterol di kulit menjadi vitamin D.Kalau MB kita menerima sinar matahari selama 5 menit saja, itu sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh MB tersebut. 

2. Meredam Kolesterol Darah.
    Hal ini bisa terlihat dari derasnya keringat bila kita berjemur di bawah sinar matahari. Seolah semua penyakit yang diderita keluar yang keluar. begitu pula dengan MB kita. 
Setelah kolesterol yang ada di bawah kulit tadi dirubah menjadi vitamin D, otak dan tubuh akan memberikan sinyal kepada kolesterol untuk keluar dari darah menuju kulit. Sehingga kolesterol pun ikut teredam karenanya, dan inilah yang akan mencegah kegemukan pada MB . 

3. Membunuh Bakteri. 
     Sinar matahari juga mampu membunuh bakteri penyakit, virus dan juga jamur. 

4. Kesehatan Pernafasan.
    Peningkatan kapasitas darah untuk membawa oksigen dan menyalurkannya ke jaringan-jaringan tubuh. Sinar matahari mampu meningkatkan jumlah glikogen yang otomatis juga akan memberikan kebugaran pernafasan.Sehingga MB anda akan kuat dalam melantunkan nyanyiannya. 

5. Membentuk dan Memperbaiki Tulang. 
   Dengan meningkatnya vitamin D dalam tubuh MB karena paparan sinar matahari dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Kondisi inilah yang dapat membentuk dan memperbaiki tulang.Kurangnya kalsium pada MB yang menyebabkan MB itu akan mengambil kalsium dari tulang di bulu-bulunya. 

6. Meningkatkan Kekebalan.
    Pada saat MB kita terkena sinar matahari, maka akan terjadi penambahan sel darah, yang berguna untuk melawan penyakit, dan otomatis antibodi pun akan ikut meningkat dan tidak mudah terkena penyakit. 

Tips penjemuran yang baik adalah setidaknya luangkan waktu minimal selama 1 jam atau 2 jam saja untuk dapat menikmati panasnya sinar matahari dan lebih baik dilakukan pada pagi hari untuk mendapatkan hasil yang optimal. 


NEGATIVE

Seperti kita ketahui, penjemuran adalah bagian integral dari pola rawatan untuk semua burung berkicau, termasuk Murai Batu. Pada kesempatan ini, saya ingin sedikit menjelaskan tentang dampak negative yang bisa terjadi dari proses penjemuran. Sebagian besar hobbies, cenderung memaksakan untuk menjemur MBnya dalam jangka waktu yang bisa dihitung dalam jam, misalnya 1 jam, 2 jam atau bahkan lebih. 

Hal ini dilakukan untuk menjaga stamina dan meningkatkan daya tahan dari MB tersebut. 

Pertanyaan yang muncul, apakah tidak ada dampak negative dari pola penjemuran seperti di atas...???? 
Jawabannya, saya yakin pasti ada, sebab dialamnya, MB tidak menjemur dirinya dalam jangka waktu yang terpola seperti di atas. 

Berikut ini adalah dampak-dampak negative yang bisa muncul karena proses penjemuran tersebut : 

1. Katarak. 
  Yaitu selaput berwarna putih yang menutupi bola mata dan bisa menyebabkan kebutaan pada MB.  Katarak ini muncul akibat dari sinar ultra violet yang secara terus menerus terkena pada retina mata MB.  Hal ini bisa terjadi pada MB-MB yang mengalami proses penjemuran secara berlebihan. 

2. Bulu yang kusam. 
   MB yang sering mengalami proses penjemuran, cenderung akan terlihat kusam. Hal ini terjadi karena hilangnya zat lilin yang ada pada bagian bulu, yang berfungsi untuk menjaga kecerahan warna bulu.  Selain kusam, hilangnya zat lilin juga bisa menyebabkan bulu-bulu MB terutama bagian ekor dan sayap sangat mudah pecah dan rusak. 

3. Rusaknya pita suara. 
    MB yang mengalami penjemuran secara berlebihan akan mengalami gangguan pada pita suaranya.  Awalnya mungkin si MB akan terdengar bersuara serak, jika masih dilakukan penjemuran secara berlebih, bukannya tidak mungkin, suara MB akan mengecil dan hilang sama sekali. 

4. Pecahnya pembuluh darah. 
   Ciri yang umum terjadi, si MB akan terlihat lunglai dan tidak sanggup berdiri tegak.  Kondisi yang paling parah, kedua kakinya akan mengalami kelumpuhan.  Kematian adalah akhir dari semua ini. 

   Solusi terbaik untuk semua ini adalah, jangan pernah memaksakan penjemuran buat MB dengan harapan untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh dari si MB. Penjemuran adalah bagian dari pola hidup MB dialamnya yang lebih bertujuan untuk menghangatkan badan dan membunuh segala macam jamur dan kutu yang mungkin ada pada tubuhnya. Dialamnya, MB juga hanya berjemur diri secukupnya, bahkan tidak lebih dari 10 menit. 
Perbandingannya, lihat saja burung-burung kecil di pohon di pagi hari.    Setelah mandi dengan embun yang menempel di daun, burung-burung ini langsung membersihkan bulunya dan setelah kering langsung terbang.











Apa Kata Publik tentang Komunitas Black Tail

Presiden SBY

Tukul Arwana (Komedian)

Megawati Soekarno purtri 

Ki Joko Bodo (Paranormal Kondang)

Alm. GUS DUR

 Butet 

Alm  Mbah Surip (Musisi)

Presiden SBY

Daripada ribut atau tipu menipu enakan makan COMBRO

Created By : KOMBAT, Dwi Atmoko Agus, Murphy muray pingiran

Jumat, 17 Februari 2012

Pengaruh dan Persyaratan Diet Selama Mabung




Ada dua hal yang diperlukan seekor burung agar proses mabungnya berjalan dengan baik dan sempurna. Pertama diperlukan diet yang baik dan kedua adalah istirahat yang cukup.

Diet

Selama masa mabung ini Murai Batu membutuhkan konsumsi protein dan makanan yang cukup gizi untuk merangsang pertumbuhan bulu baru secara memadai. Sedangkan vitamin dan mineral diperlukan untuk membantu proses pencernaannya. Oleh karena itu, kebutuhan protein yang dibutuhkan seekor burung yang ideal adalah tidak kurang dari 20% agar pembentukan bulu-bulunya dapat tumbuh dengan sempurna.

Selain itu asupan makanan tambahan seperti multivitamin dan mineral juga harus mencukupi. Sebagai contoh Vitamin B komplek merupakan sesuatu yang sangat penting. Vitamin B6 membantu metabolisme protein dan vitamin B12 membangkitkan nafsu makan burung dan juga membantu pencernaan. Vitamin E membantu serat-serat bulu tumbuh lebih sempurna dan kandungan minyak didalam vitamin tersebut mengkilatkan warna bulu sehingga bulu tampak lebih bersinar.

Idealnya asupan makanan pada saat mabung harus lebih banyak yang mengandung unsur-unsur yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bulu. Asam amino sebagai struktur dasar pembentuk protein dan sulfur yang berisi asam amino methionin dan cistein merupakan substansi penting dalam pembentukan dan perkembangan bulu. Sumber makanan yang kaya protein ini terkandung dalam pakan hidup seperti serangga, karena serangga mengandung sulfur yang berisi asam amino, misalnya: jangkrik, ulat hongkong, ikan-ikan kecil, kecebong, kroto (telur semut) dan belalang.

Jika ditempat anda kebutuhan pakan hidup mudah di dapat, disarankan untuk mengubah setingan pemberian pakan hidup. Untuk masa-masa mabung komposisi pemberian pakan hidup sebaiknya 80% dan 30% untuk pakan kering. Setingan pemberian pakan hidup selama masa mabung hanyalah bersifat sementara saja. Jika masa mabung sudah selesai, pemberian pakan sebaiknya kembali ke setingan awal. (akan dibahas dalam artikel tersendiri). Sementara bagi anda yang susah mendapatkan stok pakan hidup, carilah pakan kering yang memenuhi standar kecukupan gizi sbb: 10% lemak, 0.5% – 1 % kalsium dan 30% - 40% protein.

Istirahat yang cukup

Selain diet, faktor yang tidak kalah penting adalah pemberian masa istirahat yang cukup. Saat mabung sifat agresifitas burung berkurang. Ini terjadi secara fisiologis karena perubahan pembentukan hormon yang berbeda. Dalam hal ini energi burung lebih difokuskan pada pertumbuhan bulu. Oleh karena itu, agar mabung berjalan secara maksimal, istirahatkan burung dari aktifitas rutin seperti: menjemur dibawah terik matahari langsung atau mengikut sertakan dalam lomba. Usahakan hindarkan konfrontasi dengan burung Murai Batu lain. Ini mutlak harus dilakukan agar burung tidak mengalami stres mabung.

Selain itu, tata letak sangkar juga harus baik. Carilah tempat yang bersirkulasi baik, sehat dan teduh. Jauhkan dari tempat yang bertekanan udara ekstrem, seperti perubahan panas dan dingin secara drastis. Jika burung ditempatkan dikandang yang besar, jauhkan dari gangguan atau kehadiran binatang-binatang pemangsa, seperti: kucing, tikus, ular, tokek dsb, agar masa istirahat tidak terganggu.

Stres Saat Mabung

Garis Stres

Terkadang kita melihat bulu-bulu pada seekor burung ada yang tumbuh tidak merata. Ada bagian yang tipis atau strukturnya yang tidak simetris. Biasanya pada bulu tersebut timbul semacam garis melintang terutama terlihat pada bagian ekor. Atau warna bulu yang tumbuh terlihat kusam. Hal ini terjadi karena burung kekurangan nutrisi dan kurang istirahat yang cukup. Nutrisi yang dimaksud adalah kurangnya kadar methionin dan cistein yang terkandung dalam protein (serangga).

Jika masa mabung di luar waktu yang seharusnya, burung akan mengalami apa yang di namakan Stres Saat Mabung. Akibatnya bulu-bulu saat rontok atau pada saat tumbuh hanya pada beberapa bagian saja (tidak merata). Biasanya terjadi pada bulu-bulu di bagian dada, dan parahnya jika terjadi pada bagian sayap dan ekornya. Hal yang paling ekstrem jika seluruh bulu yang ada mengalami kerontokan.

Bulu-bulu terdiri sekitar 20% sampai 25% dari berat tubuh burung dan pergantian bulu diluar waktu mabung berarti bahwa hormon testoteron akan berkurang karena burung akan dipaksa memproduksi hormon yang memicu mabung. Konsekuensinya adalah burung akan mengalami stress. Sedangkan stres yang dialami akan berakibat pada pertumbuhan yang tidak maksimal. Untuk memperbaiki kondisi ini harus menunggu mabung periode tahun berikutnya.

Hal-hal lainnya yang menjadi faktor penyebab stres pada saat mabung, yaitu:

1. Kemungkinan burung melihat atau mendengar suara tikus, tokek, kucing atau gangguan dari makhluk-makhluk lainnya yang mengganggu waktu istirahatnya pada malam hari. Solusinya, redupkan sinar lampu atau ganti bohlam yang tidak terlalu terang, sehingga burung tidak dapat melihat secara langsung makhluk-makhluk pengganggu. Meski burung masih mendengar suara-suara, tetapi dengan tidak melihat wujud makhluk pengganggu secara langsung akan mengurangi kepanikan burung tersebut.
2. Perubahan temperatur yang ekstrem di sekitar area kandang atau sangkar burung. Solusinya, periksa temperatur ruangan dan pastikan suhu dalam ruangan tetap terjaga.
3. Mendengar suara dari murai batu lainnya. Salusinya, jauhkan burung anda dari gangguan suara sesama burung murai lainnya.
4. Faktor Pemberian Air Minum, Solusinya ganti air minum setiap hari, karena setelah 24 jam kandungan klorin dalam air akan menguap karena pengaruh suhu dan sinar.
5. Adanya pakan kering (voor) yang tidak/kurang disukai burung, sehingga burung malas makan dan menghambur-hamburkan makanan tersebut. Solusinya, ganti dengan pakan kering jenis lainnya.
6. Khusus untuk burung dalam Sangkar, kebiasaan menggantung sangkar ditempat yang terlalu banyak angin atau ditempatkan di dekat jendela, membuat burung tidak tenang karena temperatur/suhu di dekat jendela sering tidak konstan. Solusinya, carilah/pindahkan ke tempat yang nyaman dan bersirkulasi baik.

TIP-TIP AGAR MABUNG BERJALAN DENGAN BAIK



Selama proses mabung berlangsung, lakukan hal-hal berikut ini:

1. Jika burung ditempatkan dalam sangkar, kerodonglah sangkar secara penuh dengan bahan yang bagus. Kerodong harus dapat menyerap dan mensirkulasi udara dengan baik. Perhatikan dalam pemilihan warna kerodong. Pilihlah kerodong yang tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang, agar burung dapat beristirahat secara baik.

2. Gantung sangkar pada tempat biasanya.

3. Pastikan tempat menggantung sangkar adalah tempat yang teduh karena murai batu merupakan binatang yang berendemik di kerimbunan pohon dan hutan.

4. Jangan diikut-sertakan pada perlombaan atau menggantungnya di kebun. 

5. Siapkan fasilitas untuk mandi. Karena air merupakan salah satu kebutuhan burung untuk didis dan air membantu bulu baru untuk cepat tumbuh.

6. Pastikan bahwa makanan yang diberikan saat proses mabung berlangsung mencukupi kebutuhan takaran gizi. Jika memungkinkan dan bahannya mudah di dapat, berikan pakan hidup dengan prosentase 80 % dan atau beri tambahan pakan kering 20%.

7. Berilah vitamin-vitamin dan tambahan mineral yang baik. Dalam hal ini Vitamin B Komplek harus diberiokan 4 sampai 5 kali seminggu ditambah pemberian Vitamin E 3 kali seminggu. Vitamin E yang terkandung dalam minyak akan membuat bulu-bulu tampak mengkilat dan bersih.



Senin, 13 Februari 2012

Pencegahan dan pengobatan tuntas kutu pada burung



 Kutu pada burung bisa menyebabkan burung kerja tidak maksimal (karena selalu pengin garuk-garuk, hehehe) selain itu juga bisa menyebabkan bulu burung rusak.

Sebenarnya banyak tips yang sudah ditulis oleh KMer’s. Di sini saya hanya akan menggaris bawahi dan menekankan perlunya pencegahan, yang naga-naganya kurang diperhatikan.
Di antara KMer’s ada yang menyarankan digunakan zat non-kimia, ada yang menyarankan pakai obat (kimia) merek tertentu untuk pengobatan. Masalah pengobatan memang perlu dibahas, tetapi pertama-tama yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana mencegah agar burung tidak kutuan, disambung dengan masalah pengobatan.


A. Pencegahan:

1. Pastikan bahwa semua burung yang Anda miliki bebas kutu.
    Kalau membeli burung baru, pastikan semprot dengan larutan anti-kutu sebelum dicampur/dekatkan dengan burung lain. Terlebih lagi, jangan langsung dimasukkan ke karamba umum (karamba yang dipakai bareng bergantian dengan burung lainnya di rumah Anda). Kalau memang kutuan, air bekas mandi burung tersebut pasti meninggalkan telor/kutu yang bisa menular ke burung lain yang juga dimandikan di karamba tersebut belakangan. 

Kalau perlu sediakan karamba khusus burung baru dan yang bisa dipinjam teman ketika teman tersebut main ke rumah Anda untuk sekadar ngetrek bareng.
Kalau memang tidak ada atau hanya tersedia satu, maka bersihkan sebersih mungkin dan semprot karamba yang habis digunakan oleh burung teman/burung baru itu dengan obat anti kutu.

2. Sama dengan masalah karamba, juga masalah kerodong.
    Jangan saling tukar kerodong dengan kerodong “burung asing”. Kalau dapat kerodong dari teman, pastikan juga dicuci bersih dan diobat anti kutu.

3. Jangan minta voer/kroto/buah dll langsung dari wadah pakan burung milik teman/orang lain
    Seringkali kita membawa burung dan kebetulan voer-nya tumpah, dan biasanya kita minta barang sedikit ke teman dan langsung diambil-bagi dari wadah pakan burung teman kita. Ini juga potensial menjadi media penularan kutu (telor kutu), apalagi kalau wadah voer milik teman jarang dicuci/dibersihkan dan hanya main “tiup dan ganti voer”.
Singkat kata, hindari semua benda yang potensial membawa kutu dan telornya dari luar ke burung Anda.

4. Rutin cuci kandang, tiap hari sekali atau sepekan sekali ketika burung Anda dimandikan di karamba.
     Untuk burung yang non-karamba, ya usahakan sedemikian rupa sehingga selalu bersih dan bebas kutu. Cuci dengan sabun antiseptik atau juga semprot berkala dengan antikutu.

5. Jemur.
  Penjemuran,  selain bermanfaat  untuk burung, juga bisa meminimalisasi pengembangbiakkan jamur dan kutu di luar tubuh burung.

6. Hindari kondisi lembab untuk lingkungan burung.
    Dalam hal sangkar misalnya, kalau dalam kondisi basah jangan langsung dimasukkan ke rumah. Keringkan, dan kalau perlu Anda punya hairdryer khusus sangkar/ peralatan untuk burung. Hairdryer akan sangat bermafaat kalau kita tidak sempat menunggu keringnya sangkar secara alamiah (sinar matahari) padahal pada saat yang sama sangkar (dan burungnya) harus segera masuk rumah.

7. Lakukan penyemprotan rutin dengan obat kutu atau antiseptik
    ke benda-benda yang     Berhubungan dengan burung dan juga lantai jemurnya (kalau sering meletakkan burung di lantai) dsb.


B. Pengobatan:

 1. Sebelum Pengobatan
     Pastikan burung dalam kondisi sehat secara umum. Jangan melakukan pengobatan anti-kutu ketika burung sakit pilek dsb karena pada saat itu daya tahan burung sedang lemah. Dalam kondisi ini, kalau burung diterpa obat anti kutu (terutama kimiawi) dia akan mudah ngedrop karena obat tersebut minimal mengandung insektisida jenis tertentu yang bisa “memabukkan” burung.

2. Memilih obat.

Obat kutu ada dua. Kimiawi dan non-kimiawi.
a. Kimiawi adalah obat-obatan yang dijual secara umum dengan nama/merek yang berbeda-beda. Bentuknya juga macam-macam. Ada yang cair, serbuk juga pasta.
b. Obat yang non-kimiawi ada bermacam-macam, antara lain air rebusan daun sirih, air bekas cucian beras, air rebusan buah jambe (jarang dan sulit ditemukan) dll.

3. Penggunaan

a. Untuk penggunaan obat kimiawi :
   Baca aturan pakai yang tertera dalam kemasan dan ikuti secara disiplin. Jangan bereksperimen untuk menambah atau mengurangi dosis yang ditentukan kecuali Anda sudah memiliki pengalaman sebelumnya atau pernah mendapat informasi dari sumber/teman yang bisa dipercaya dan pernah mengaplikasikannya.

Perhatian: Untuk obat kimiawi, gunakan sebagaimana peruntukannya. Jangan gunakan obat kutu untuk ****** misalnya pada burung. Antikutu untuk hewan besar sangat beda konsentrasi zat beracunnya dibanding untuk burung. Kalaupun Anda akan mengurangi dosisnya dengan cara kira-kira, maka akan berisiko tetap kebanyakan (bisa menyebabkan burung kelenger...) atau kurang (bisa menyebabkan pengobatan tidak efektif dan juga membuat kutu resisten/kebal sehingga semakin sulit dibasmi).

Juga perlu diingat bahwa produk pembasmi kutu kimiawi untuk burung ada yang di dalamnya mengandung removal. Fungsi removal ini adalah memecah susunan sel tanduk/lilin pelapis bulu sehingga obat kutu mudah masuk dan atau menempel di bulu. Tetapi removal ini bisa berakibat fatal bagi kondisi kesehatan bulu. Bulu yang sudah terkena removal akan mudah sekali kemasukan air, mudah sekali pecah terkena sinar matahari. Akibatnya, kondisi bulu menjadi lapuk, kusam, bahkan patah-patah di ujung.

Tidak hanya itu, removal ini bisa menyebabkan "matinya" sel-sel di sekitar pangkal bulu. Jika itu terjadi, maka bulu sulit untuk mabung ketika seharusnya burung memasuki masa mabung karena sel sekitar di pangkal bulu yang mati mengerut dan "mengikat" pangkal bulu.

Banyak kasus burung susah mabung atau mabung tidak tuntas setelah pernah disemprot menggunakan obat kutu yang mengandung removal.
Oleh karena itu, jika Anda menggunakan produk kimiawi - yang memang praktis membasmi kutu burung- pastikan obat kutu burung yang tidak mengandung removal. Pastikan Anda tahu komposisi di dalamnya. Sayangnya, banyak pembeli produk kesehatan burung tidak benar-benar paham product knowladge barang yang dibelinya karena memang tidak disediakan oleh produsennya.

b. Untuk pengobatan secara non-kimiawi:

i. Air daun sirih: rebus 7-10 helai daun sirih dengan air sebanyak 1 liter (4 gelas ukuran normal). Setelah direbus sampai air berwarna hijau gelap, diangkat dan didinginkan Air itu bisa disemprotkan ke burung secara merata dan usahakan benar-benar bisa masuk sampai ke bulub terdalam. Paling aman, burung dipegang dan dimandikan secara langsung di tangan sehingga air sirih merata membasahi bulu tanpa banyak mengenai mata burung (kalaupun kena juga nggak apa-apa asal tidak keterpa terus-menerus). Setelah dimandikan air sirih, jangan dibilas dulu sampai sekitar 1-2 jam (agar kutu dan telornya benar-benar “tahu rasa deh” hehehe).

ii. Untuk air bekas cucian beras, gunakan sama dengan cara untuk air rebusan daun sirih. Sebenarnya, air cucian beras tidak bersifat racun tetapi bisa menembus lapisan lilin pada bulu burung. Artinya, dia hanya bersifat “merontokkan” /melepaskan “pegangan” telor dan kutu pada bulu burung. Dengan demikian, penggunaan air cucian beras harus dibarengi dengan upaya melepaskan kutu secara manual dari bulu (dengan cara ditekan dan seret bulu burung). Artinya, penggunaan air cucian beras bisa dikombinasikan dengan penggunaan air sirih sehingga pembasmian kutu benhar-benar efektif. 



SEKEDAR INFORMASI


Kutu burung (Ceratophyllus gallinae)


Kutu burung
Ceratophyllus gallinae


Kutu dewasa umumnya berwarna kecoklatan, dan panjang 1-8mm.
Mata serta antena terlihat jelas. Mulut mereka disesuaikan untuk menusuk ke bawah kulit dan menghisap darah yang ada di bawah kepala.
Spesies yang paling umum.

Daur Hidup
Kutu Burung hanya dapat hidup dalam waktu singkat dan hanya di sarang.
Mereka berkembang biak di host ketika ada anak burung dan ada kesempatan untuk menghisap darah.

Kebiasaan
Kutu burung Dewasa hidup di sarang burung.
Ketika burung bergerak dari sarang, kutu dewasa harus mencari host baru.
Jika sarang digunakan kembali, pupa akan menetas, mencari pasangan dan melanjutkan proses berkembang biak.
Kutu Burung dapat berkembang biak dalam jumlah besar di rumah ayam, peternak, dll.




Tungau burung (Dermanyssus gallinae)


Tungau burung
Dermanyssus gallinae 



Panjang 0.6 - 0.7mm.
Badan lembut kuning atau hjau dan mempunyai delapan kaki.
Ketika sepenuhnya makan tubuh terlihat merah cerah.

Daur Hidup
Telur menjadi dewasa dalam 7 hari (di bawah kondisi yang menguntungkan).
Dewasa hidup sekitar 90 hari.

Kebiasaan
Memakan darah burung.
Lebih menyukai hangat dan, kondisi lembab.
Umumnya bersarang di kandang unggas.
Mampu mengurangi kemampuan burung bertelur .

Dalam kasus  yang berat mungkin membunuh burung muda dan tua atau membuat sakit.
Di rumah, tungau burung dapat menggigit manusia untuk mencari makanan.








KOMBAT


Sumber : www.kicaumania.org