HENTIKAN
VAKSINASI UNGGAS
Saya kutip lengkap tulisan Dr. drh, Edi Boedi Santoso, MP (Dosen Fakultas
Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta)
Salam,
Merespon adanya kasus flu burung di Indonsia yang telah menimbulkan panik dan
rasa takut pada sebagian masyarakat serta cenderung menimbulkan konflik
horizontal antara pemelihara unggas dengan warga sekitar dengan ini saya
memberikan informasi berkaitan dengan Flu Burung.
Dari berbagai literatur yang saya baca dan dari pengetahuan yang saya peroleh
selama studi di Institut Penyakit Unggas Tier Medizin, Ludwig Maximilians
Universitaet Muenchen Jerman, diperoleh informasi bahwa:
1. Virus Avian Influenza (AI) tipe A subtipe H5N1 yang berasal dari ayam tidak
dapat menular ke manusia karena adanya perbedaan reseptor sel ungas dan sel
manusia untuk virus tersebut. Jika virus tersebut dapat menular, ke manusia
maka yang berpeluang terinfeksi terlebih dahulu adalah para dokter hewan,
peneliti virus AI-H5N1 di laboratorium, pemelihara ayam, pekerja kandang,
pemotong dan penjual ayam.
2. Anggapan bahwa semua unggas dapat terinfeksi AI-H5N1 adalah kurang benar
karena virus tersebut terutama menyerang ayam, burung puyuh, kalkun, dan burung
unta.
3. Sampai dengan saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyetakan merpati,
perkutut, derkuku, cendet, cucakrawa, murai batu, kutilang, parkit, kenari dan
burung ocehan lainnya terinfeksi AI-H5N1. Jika ada tindakan pemusnahan terhadap
burung jenis tersebut merupakan tindakan yang kurang bijaksana dan cenderung
merugikan masyarakat.
4. Entok, angsa, itik, dan unggas air di laut terbukti secara normal membawa
virus AI-H5N1. Unggas air itu dapat hidup sehat dan normal meski di dalam
tubuhnya dijumpai adanya virus tersebut. Pemusnahan unggas air yang sehat
merupakan tindakan yang kurang bijaksana. Unggas tersebut telah ribuan tahun
menjadi tempat hidup virus AI-H5N1.
5. Vaksinasi unggas dengan menggunakan vaksin AI H5N1 sejak tahun 1994 telah
DILARANG di negara Jerman dan negara maju lainnya karena vaksinasi justeru
dapat membahayakan kesehatan manusia. Vaksinasi di suatu daerah tidak dapat
memusnahkan 100% virus AI H5N1 di daerah tersebut sehingga justeru berpotensi
untuk memunculkan wabah virus pada unggas pada tahun berikutnya setelah
vaksinasi.
6. Metode Rapid Test atau tes cepat tidak bisa dipakai untuk meneguhkan
diagnosa terinfeksi AI H5N1. Tindakan pemusnahan unggas sehat yang didasarkan
dari hasil uji dengan Rapid Test di lapangan sangat merugikan masyarakat.
Informasi di atas diberikan agar masyarakat dan pemerintah serta KOMNAS FLU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar