Suara serak burung biasanya disebabkan oleh adanya luka yang berlanjut dengan infeksi di kerongkongan. Kalau luka sudah bisa disembuhkan dengan antibiotik, biasanya burung masih serak karena banyak lendir di kerongkongan yang tidak keluar. Seringkali pula burung serak bukan karena adanya luka tetapi karena banyak lendir di kerongkongannya. Dalam hal ini, burung tetap terlihat segar bugar ditandai dengan makan lahap dan gerak lincah, tetapi suara serak, atau bahkan kadang terlihat megap-megap. Jika hal itu yang terjadi, kemungkinan besar kerongkongan burung Anda memang dipenuhi lendir ataupun ada sisa makanan menutup lubang hidung.
Coba lakukan langkah berikut:
Periksa lubang hidung burung. Banyak di antara kita tidak menyadari bahwa ternyata lubang hidung burung kita tertutup kotoran, bisa berupa lendir yang mengering ataupun sisa makanan yang mengering (terutama pakan yang semula lembek seperti bubur sun untuk pakan burung srindit, atau juga buah pisang atau pepaya). Jika memang ada bagian yang tertutup, maka burung perlu segera dipegang dan Anda bersihkan lubang hidungnya. Lubang hidung yang tertutup menyebabkan suara burung tidak bisa los (banyak kosongnya) dan juga burung sering terlihat megap2 ataupun sekedar banyak membuka paruh.
Jika lubang hidung tidak tersumbat, maka burung Anda perlu "diperah". Perah di sini diambil dari nama daun jenis tumbuhan perdu yang bernama "perah" (atau sering disebut "lateng putih"). Tumbuhan ini banyak dijumpai di halaman rumah ataupun di kebun-kebun/tegalan/ sawah. Daun ini biasanya untuk "memerah" merpati ataupun burung perkutut agar kerongkongannya terbebas dari lendir.
(Untuk kesempatan berikut, coba nanti saya upload gambar daun "perah" yang secara sekilas menyerupai daun bayam).
Untuk memerah, ambil 5-7 daun perah, bersihkan, keringkan, dan kemudian dilumat-lumat agar lembek (jangan sampai hancur). Setelah dilumat2, tetesi 4-5 tetes air bersih. Lumat2 lagi. Maka jika diperas, akan keluar air berwarna hijau, yakni air perasan daun perah. Air ini kemudian diteteskan ke mata burung, masing2 3-4 tetes (Perhatikan cara memegang burung, jangan sampai terlepas tetapi jangan pula sampai tergencet).
Setelah ditetesi air perah, burung biasanya langsung "kelenger" seperti sekarat dan mulut megap-megap.
Sembari terus dipegang, usahakan paruh burung berada di bawah dan ekor di bagian atas sehingga cairan kental yang mengalir dari mulut burung bisa lancar keluar. Biarkan kondisi ini sampai sekitar 10 menit. Kalau belum ada 10 menit burung sudah membuka mata sambil koar-koar, maka perlu ditetesi lagi 1-2 tetes air perahan daun perah.
Kalau ada lendir yang tidak juga menetes dari paruh burung, bantu untuk dikeluarkan dengan cara diurut2 dengan jari (minta bantuan teman lain untuk melakukan "pemerahan").
Setelah hal itu berlangsung selama sekitar 10 menit, semprot kemudian kedua mata burung sampai benar-benar bersih. Setelah itu, masukkan burung ke karamba.
Setelah masa pemerahan, biasanya burung terus mengibas2kan kepala/paruh dan mengeluarkan lendir2 yang belum keluar sebelumnya.
Kondisi ini bisa berlangsung selama 2-3 jam (bahkan ada yang sampai 2 hari kemudian masih sering mengibaskan kepala dan mengeluarkan ingus/lendir).
Setelah diperah, maka Anda akan menjumpai suara burung Anda lebih nyaring dan jernih dari sebelumnya.
Metode perah ini sudah saya cobakan untuk MB dan AK. Hasilnya memuaskan.
Untuk burung kecil seperti kenari, saya belum mencobakan karena belum ada yang bisa digunakan untuk eksperimen. (Kalau ada yang mencoba, takaran tetesnya hanya perlu 1-2 tetes).
PERHATIAN:
Begitu burung ditetesi dengan perasan daun perah, jangan sekali-sekali dilepaskan ke kandang. Sebab, saat itu biasanya lendir langsung mengalir. Kalau posisi burung tidak menungging, lendir berisiko menutupi lubang pernafasan dan bisa mernyebabkan burung wassalam.
Begitu ditetesi, Anda jangan kaget kalau burung Anda langsung lemas tak berkutik seperti burung yang sedang dijemput ajal dan hanya paruhnya membuka lebar dengan nafas tersengal2.
Setelah terapi ini, burung jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung selama sehari.
Perahan daun perah jangan sampai mengenai mata Anda kecuali Anda akan mengalami rasa pedih yang luar biasa di kelopak mata.
Semoga bermanfat.
Salam, KOMBAT
sumber : Duto Solo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar